THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Selasa, 09 Februari 2010

Ayah Ibuku adalah Malaikatku

Semua berawal dari kekalahanku. Saat aku dikalahkan oleh hawa nafsu, tak ingin memperebutkan nilai. Hanya ingin memuaskan diri dengan terlenanya dunia. Aku busuk! Terbuang! Tertindas! Aku lemah oleh angka! Angka yang mampu merubah nasibku, angka yang mampu membanggakan keluarga. Angka sempurna yang mustahil aku dapatkan.

Yang berlalu tetaplah berlalu dan aku tau itu. Tapi kisah-kisah yang telah lalu masih terasa dalam bayang, masih menyelimuti fikiranku dan seakan membuatku selalu menangisi kekalahanku. Kekalahanku telah mengecewakan orang tua. Telah membuat sakit hati orang yang memberiku kasih sayangnya setulus hati.

Ah, aku hanya musibah bagi mereka. Mungkin aku tak berarti bagi mereka, mungkin aku tak membawa berkah bagi mereka dan mungkin aku tak mampu membawa keberuntungan bagi mereka. Mereka sia-sia menghidupiku. Memberi makan aku yang tak memberi mereka kebahagiaan. Mengapa kasih sayang mereka kuambil tindakan bodoh? Ah, mereka menyuapi anak yang bodoh sepertiku.

Aku merasa tidak berguna. Untuk apa aku dilahirkan jika aku hanya akan membuat sedih mereka? Untuk apa aku dilahirkan di dunia ini jika aku hanya akan mengecewakan mereka? Untuk apa aku terlahir di sini jika aku hanya akan menjadi beban bagi mereka?

Mereka…orang-orang yang merawatku, orang yang memberiku kasih sayang setulus hati. Mereka… orang yang memberikanku asupan gizi yang cukup. Mereka yang sering aku campakkan, mereka yang menjadi malaikatku. Malaikat penjagaku, malaikat pelindungku, malaikat mimpiku, malaikat pengaduanku, malikat apapun itu, aku menyayangi malaikatku, aku menyayangi mereka, sungguh-sungguh menyayangi mereka, karena mereka malaikatku.

Pernah aku berkhayal, nilai rapotku selalu 9 bahkan sempurna, masuk sma favorit, masuk universitas ternama, bisa jadi dokter dan meninggikan derajat orang tua. Tapi apa aku bisa? Apa aku sanggup? Lha wong nilaiku jelek nggak karuan! Apa aku masih bisa membahagiakan malaikatku dengan nilaiku yang sangat jelek?

Frustasi! Aku masih frustasi! Ya! Karena aku yang selama ini gagal membahagiakan mereka! Dan apa yang harus aku lakukan?! Aku masih frustasi! Apa aku masih punya semangat? Semangat untuk membahagiakan mereka?

Aku harus belajar! Ya! Belajar! Itu adalah satu-satunya cara agar aku bisa membahagiakan mereka. Ya…meski terlambat. Tapi, tak apalah, daripada nilaiku terus menerus jelek!

Aku tau! Ini semua salahku! Salahku yang selalu mengabaikan pesan mereka. Salahku yang menggampangkan pelajaran dan salahku yang tak pernah mendengar perkataan mereka.

Aku sadar. Cita-citaku terlampau tinggi. Bahkan tergetku terlalu semampai. Tapi itulah yang akan membuat mereka bangga akan aku. Tapi apa aku bisa menjalani itu semua dan meraih anganku yang setinggi langit? Semoga…aku bisa.

Ayah…ibu…maafkan aku. Kali ini aku tak mampu membanggakanmu. Maaf, seribu maaf untukmu. Tapi…aku berjanji, mulai saat ini, aku harus bisa membahagiakanmu dan pasti suatu hari nanti aku bisa meninggikan derajatmu.

Maafkan aku ayah…maafkan aku ibu…aku menyayangimu…kau adalah malaikat bagiku…

Ya Allah…sayangilah mereka, seperti mereka menyayangiku. Berilah mereka kebahagiaan di dunia juga di akhirat.

Ya Allah… ampuni dosa-dosa mereka. Aku mohon, sayangi mereka… sungguh, mereka terlalu baik untukku… Ya Allah …Kabulkanlah doaku…Amin...

0 komentar: